March 9, 2009 - Move On

5 March 2009

Dear Sacho and Fuku-Sacho,
                     
I would like to inform you that this is my Resignation Letter.  I have been joining this company since the beginning, and now it’s time for me to move on.

There was a great and wonderful time for me to serve this company for 6 years.  I am sorry for any mistake I have been done, I always try to do my best.  Thank you very much for all guidance for these years.

I wish PMTI will be better in the future.

Thank you again and very best regards,

Yudiati Kuniko

 

Demikian isi surat pengunduran diri aku, yang telah kutulis sejak akhir Februari 2009 lalu, namun baru aku serahkan pada tanggal 5 Maret 2009, pada saat telah menerima Offering Letter dari perusahaan baru.
 
5 Maret 2009, setelah menunggu beberapa lama, setelah menjalani proses interview dan test, menjelang makan siang, aku menerima email dari MJ, surat Employment Offering & Agreement.  Dengan deg-degan aku buka emailnya, aku baca perlahan-lahan.... sampai pada bagian "terpenting", jumlah yang akan aku terima, "Hm, kok agak kurang dari harapanku ya?" bathinku sedikit kecewa.
 
Sebenarnya jumlahnya sudah melebihi apa yang aku terima sekarang, namun aku memiliki harapan, dan saat yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, ada sedikit kekecewaan di sana.

Aku merenung.  Aku telpon suamiku, hp-nya tidak diangkat.  Aku telpon Mama, lebih ke memberikan informasi.  Namun aku butuh dukungan, butuh penguatan, karena aku berniat untuk negosiasi.  Walaupun karena aku sebenarnya sudah menginginkan pekerjaan itu, dan bilapun "hanya" sedemikian, aku bisa saja rela dan bersyukur, namun hati kecilku mengatakan aku harus mencoba untuk negosiasi, karena aku mengerti kontribusi yang akan aku dedikasikan akan semaksimal mungkin, untuk kasus yang sedang dihadapi.

Aku menelpon Windi, sahabatku dari SMA.  Aku ceritakan keadaannya, dan dia dengan semangatnya memberikan kekuatan agar aku berani untuk negosiasi, dengan argumentasi point-point yang kuat.  Sebenarnya aku punya banyak bargaining power, karena pengalaman dan prestasiku, namun kadang dibutuhkan dorongan untuk benar benar berani melakukannya.  Kadang, "rasa sungkan" suka membuat aku merasa soft, walaupun kadang kita perlu untuk itu, namun di saat-saat tertentu kita harus berani untuk fight.

Dengan bekal dari diriku dan tambahan dari sahabatku, aku langsung menuliskan email negosiasi.  Dengan alasan no. 1 yang terpenting, adalah kontribusi yang bisa aku berikan, dan alasan kedua opportunity cost yang harus aku bayar bila aku bekerja di sana, maka aku meminta "dilebihkan"......kasarnya.

1/2 jam setelah aku menerima email, aku balas emailnya, dan 1/2 jam kemudian, HR Managernya menelpon aku, dengan penawaran angka yang baru.......

Uhui!  It works!  Aku berteriak dalam hati, mengucap syukur Alhamdulillah.  Menjadi seperti bonus, karena aku sudah siap untuk angka sebelumnya sebetulnya.  Walaupun tidak persis seperti yang aku minta, karena memang kalau meminta kita harus meminta besar, namun hasil negosiasi itu membuat aku merasa sangat senang.

Alhamdulillah......

Tinggal, 1 masalah lagi, resign dari kantor dimana aku bekerja sekarang.  Jam 1 siang urusan negosiasi selesai, jam 4 sore aku berikan surat pengunduran diriku, pada Fuku-Sacho (Vice Pres-Dir), atasan langsung aku.  Reaksi pertama adalah sangat kaget, namum karena beliau sedang ditunggu untuk acara makan malam bersama client, maka saat itu beliau hanya mengatakan, "Besok kita bicarakan dengan Sacho (Presdir)."

Ternyata, "besok" yang dimaksudkan terpending hingga 2 minggu, dengan adanya Shareholder Meeting, dan bahkan aku menjalankan segala tambahan tugas berkaitan dengan Meeting tahunan itu, dan ditutup dengan Gala Diner bersama para Shareholders di rumah salah seorang Komisaris di kawasan Tebet.  Dan aku "dibiarkan" dalam tanda tanya besar selama 2 minggu.  Dan segala sesuatu berjalan "seperti biasa".

Waduh.....aku tidak mungkin memungkiri Employment Agreement yang telah aku tanda tangani, karena bagiku kepercayaan adalah saat kita dapat melaksanakan apa yang telah kita katakan.  Sementara waktu terus berlalu, dan tidak ada tanda-tanda ada penggantiku.  Padahal, aku mengerjakan pekerjaan 2 orang, dan rasanya tidak mungkin laporan-laporan keuangan perusahaan dapat terlapor baik, tanpa ada yang menggantikan aku.

Senin, 16 Maret 2009, pagi hari setelah briefing pagi, aku dipanggil.  1 1/2 jam kita bicara, aku, Sacho dan Fuku Sacho.  Terpenting, adalah mereka menginginkan aku di sini hingga akhir April, agar transfer job dengan orang baru, yang baru akan datang 1 minggu ke depan, berjalan baik.  Mereka sepertinya sudah mencari informasi ataupun sudah yakin, bahwa "tidak mungkin" untuk mempertahankan aku, karena aku sangat firm dengan keputusanku.  Namun, tidak mungkin, aku tetap pada pendirianku, hanya bisa sampai 3 April, dan aku menjanjikan akan fully support untuk segala hal yang berkaitan dengan urusan keuangan perusahaan, sampai orang baru bisa mendeliver dengan baik, baik lewat email, telpon, bahkan bila perlu datang di waktu malam atau di hari Sabtu.

Itu bukan janji palsu lho......karena memang pengalamanku di 2 kantor sebelumnya pun demikian, perpindahan aku akan aku jalankan se-smooth mungkin, sehingga hubungan baik dan kepercayaan tetap terjaga, karena bagiku, kepercayaan itu sangat penting.  Bahkan aku kadang dipanggil lagi untuk membantu hal-hal yang dibutuhkan. 

Hanya 15 menit waktu yang dibutuhkan untuk membicarakan apa yang harus aku lakukan sebelum keluar, dan bagaimana tehniknya agar segalanya berjalan baik bagi perusahaan, 1 jam selebihnya adalah Sacho-nya curhat.......:)  Aku menangkap, bahwa memang hal-hal "tegas/keras" yang diberlakukan bagiku pada 3 bulan terakhir adalah upaya untuk memperlihatkan (pada siapa, aku tidak mengerti), bahwa walaupun jabatanku paling tinggi (di antara orang lokal) dan aku menerima banyak fasilitas, aku tidak dianggap "anak emas".  Feelingku, memang sepertinya, ada upaya-upaya untuk "mendiskreditkan" aku dari pihak-pihak yang tidak suka.  Beliau juga mengatakan bahwa baginya, seperti juga culture di perusahaannya di Jepang, makin beliau "menyayangi" karyawannya, makin keraslah perlakuannya.

Beliaupun mengatakan, bahwa, bila aku bisa bertahan 3-4 tahun bersamanya (karena beliau Sacho baru 1 th), aku bisa diberikan yang jauh lebih baik dari sekarang.  Beliau memang Sacho yang hebat, dan berulang kali aku katakan itu, beliau tegas dan sangat pintar.  Dan sebenarnya aku menyukai model leadership seperti itu, karena aku bisabanyak belajar darinya.  Namun, sepertinya aku "tidak bisa" menunggu 3-4 tahun, dan bila memang ada yang "menginginkan" jabatanku dengan cara-cara yang kurang baik so badly, so.....aku akan mempersilakan, dan aku keluar dari "pertempuran".

Sehari setelah pembicaraan itu, kemarin tepatnya, aku diberikan Release Letter yang aku tunggu-tunggu, berikut perhitungan Uang Jasa yang berhak aku terima.  Alhamdulillah, itupun nilainya dengan sedikit perjuangan agar aku mendapatkan apa yang menjadi hak aku, karena ada sedikit salah interpretasi mengenai aturan ketenaga-kerjaan.

Alhamdulillah......Allah memberikan jalan di saat yang tepat, aku diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan yang lebih besar, walaupun dengan jabatan sama, tetapi dengan tantangan yang lebih besar, dan tentunya.....dengan kompensasi yang lebih baik.

Aku sangat menikmati hari-hariku di kantor ini.  Sejak awal turut membangun dan membantu, dalam 6 tahun, asset perusahaan sudah berkembang 16 kali lipat, dan targetnya PMTI akan menjadi perusahaan metal treatment yang terbesar di Indonesia.......Amin........

Namun, it's time for me to move on now.......semoga keberadaan ku di kantor baru nanti, akan bisa memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi kemajuan dan kebaikan perusahaan.

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng