March 12, 2009 - Jadi Model Dadakan - Hang Out bareng James Nachtwey

James Nachtwey…..kata temenku, Sari, James is an influential photo journalist and war photographer. He has won many awards and honors.  In 2001, the documentary War Photographer was released, focusing on Nachtwey and his works.  The film received academy award nomination for best documentary film.  It was also played in jiffest.  He also has received pulitzer award.  He works for National Geographic.


Wow…..kayaknya orang penting deh di dunia fotografi.  Nah, James ini lagi nulis artikel mengenai Wajah Islam di Indonesia.  Selama 2 tahun dia mengerjakan projeknya, dan bolak balik ke Indonesia.  Foto-foto in semua aspek wajah Islam yang bisa ditemukan, dan terutama ingin memperlihatkan betapa dinamis dan beragamnya Islam, mulai dari budaya, kehidupan yang “normal” (tidak seperti bayangan orang barat bahwa Islam itu sangat tertutup, eksklusif, keras dan kadang dijejerkan dengan teroris).

Di salah satu kegiatan yang ingin diambil adalah bahwa para muslimah-pun melakukan kegiatan-kegiatan yang aktif, seperti menjadi tokoh, berkarya, berpergian sendiri, bekerja di kantor, dan bahkan hang-out di cafe bersama teman-teman.

Aku, entah kenapa, kemudian ditelpon Sari untuk diminta jadi salah satu nara sumber/obyek pemotretan, karena kebetulan aku berpakaian muslimah dan masih suka hang-out bareng temen-temen.  Waduh…..jadi model untuk majalah National Geograpchic? Walaupun bukan seperti model yang bergaya, tetapi diambil foto-fotonya secara candid saat aku dan teman-teman lagi hang out.

Jadilah momennya semalem…..Lily, korespondennya James di sini, sudah bolak balik telpon telponan untuk menjelaskan dan memastikan ini itu.  Namun sayang…..ternyata tidak mudah minta ijin ke cafe untuk foto session, apalagi cafe-cafe yang rame biasanya sudah banyak event-event dan mereka ada sponsor.  Akhirnya, setelah nyari dimana-mana, dengan waktu yang terbatas karena jadwalnya James ketat sekali, mesti keliling Indonesia dalam seminggu ini, jadilah dapat tempat di Raden Poeas, cafe bar di Thamrin.

Aku sendiri belum pernah ke situ……

Lily menelpon teman-teman lain supaya ramai, ternyata memang dunia sempit ya? Ada Gigin, temen kuliahku, se-gank bahkan, ada Ale anak FE ‘91, ada Widi temennya di World Bank.  Aku sendiri mengajak suami, Yoga, Haras, Nita dan Budi.  Nita Jontek, memang baru kukenal dari Haras, temen SMA-ku, tapi langsung akrab, karena memang orangnya easy going, chu-x dan asyik….

Ada cerita menarik, selain cafe-nya “kayaknya” agak-agak gimana gitu (susah aku neranginnya, ornamen-ornamennya unik) dan mereka punya Gay Night, pas kebetulan malem itu agak sepi, jadi kurang natural pemotretannya.  Juga….pas aku lagi mules, gara-garanya selain lagi dikejar deadline Maret (SPT Tahunan), dan di kantor lagi hectic, sebelum ke sana, di kantor aku sempet makan mie ayam dan kebanyakan sambel…..

Kebayang gak? Lagi mules, cafenya “gitu deh”, lagu-lagunya kadang enak, kadang gak, jilbabku agak kesempitan, pake dance pula, dipotret…… buat majalah international…..duh…….moga-moga mukaku gak kelihatan pucat.

Tapi untungnya, sepertinya suasana semalam agak kurang ok, tempatnya terlalu sepi, sehingga barusan Lily bilang mungkin akan diulang, dan gak tau juga….modelnya sama ato diganti…..


 

 
Kebayang deh…….gimana rasanya jadi foto model, ternyata gak gampang ya?

Pulangnya, udah hampir tengah malem, diajak makan tengah malem sama Haras di Dim Sum Radio Dalem…..tapi berhubung perut lagi roller coaster, jadi sapi lada hitam, bebek panggang, cap cai segitu enaknya, agak kurang aku nafsui semalem…..

Tapi, seru juga kenalan sama Lily, sama James semalam.  Entah pemotretannya gagal ato gak semalem, tapi aku seneng aja…..ternyata masih laku ya jadi model?  (hehehe…..narsis deh!)

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng