March 3, 2009 - Akhirnya Datang Juga (Aku Memilih Boss)

Alhamdulillah…..

Bathinku dengan penuh rasa syukur, saat selesai menerima telpon dari HR Manager MJ, Pak Bagus (nama yang sesuai dengan berita yang dibawa).  Kuusap mukaku, kuberdoa dalam hati, “Terima kasih Tuhan, Kau berikan aku kesempatan ini.”

Sudah sebulan ini hatiku H2C (harap harap cemas), sambil menjalankan beberapa prosedur yang harus aku lewati, mulai dari interview ke interview plus psiko test, dan terakhir bertemu dengan Finance Directornya.  Ya, aku sedang menjalani proses penerimaan karyawan di suatu perusahaan Multi National Amerika.

Mungkin memang semua telah diatur oleh-Nya.  Akhir January ‘09 lalu aku berada pada perasaan sedih, karena terjadi koreksi negatif pada gajiku.  Memang aku mengerti keadaan perusahaan, karena memang aku yang mengerjakan dapurnya, tetapi tetap saja, pada saat kita sudah memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan, dan hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, perasaan sedih dan kecewa itu datang melanda.

Saat itulah, kesempatan datang.  Ada tawaran dari seorang teman, dan memang seperti selama ini aku sebisa mungkin tidak melewatkan kesempatan baik yang datang.  Mungkin sebelum sebelumnya, beberapa kesempatan telah datang dan pergi silih berganti, ada yang diterima, ada yang tidak, tetapi semua aku lewatkan, mungkin juga memang belum waktunya bagiku.

Sementara itu, kinerjaku sejak awal hingga kini tetap kupertahankan baik, dan entah memang “kutukan” atau “bless”, tetapi aku hampir selalu bersemangat dalam menjalaninya.  Aku senang meletakkan passion di hadapan apapun yang aku kerjakan.  Saat passion itu hadir, aku bisa melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan, dan kadangkala saat passion itu melipir (namanya hidup ada senang ada susah tentunya), aku tetap melakukan apa yang harus aku lakukan dan meletakkan emosi negatif itu di belakang.

Katanya sih….itu integritas.  Juga komitment.  Tiga bulan terakhir adalah saat yang cukup berat dalam keberadaan-ku di kantor.  Semua aku jalani dengan baik, secara pekerjaan semua under-control, tetapi hatiku memang sudah kehilangan passion.  Dan kata-kata bijak yang aku ingat adalah, saat hati kita sudah kehilangan passion, itulah saatnya kita harus melakukan sesuatu yang lain.  Itulah tanda, bahwa kita harus bergerak.  Itulah tanda bahwa kita harus melakukan hal yang berbeda.

6 tahun, kupersembahkan hari-hariku, 8-10 jam, kadang 12-15 jam sehari, untuk melakukan tugas-tugasku dengan ikhlas.  Utamanya untuk beribadah, memanfaatkan pemberian-Nya untuk melakukan sesuatu bagi orang lain.  Sampingannya untuk mengebulkan dapur, untuk aktualisasi diri dan untuk having fun.  6 tahun di sini, 8 tahun sebelumnya di kantor yang lama. 

Sebagian orang salah mengerti, bahwa tidak ada pilihan sebagai karyawan, karena bos sudah ditentukan.  Benarkah?  Pilihan itu selalu ada sebetulnya, justru kitalah sebagai karyawan yang memilih Bos.  Kadang ada kesempatan di kantor untuk pindah divisi, dengan performance yang memadai, kadang ada kesempatan untuk pindah divisi, artinya kita yang pilih Bos-nya kan?

Saat kita jadi staff, tentu Bos kita adalah Manager.  Bila manager kita rasanya kurang sreg, kan bisa kita lakukan segala sesuatu untuk menguntungkan perusahaan dan Bos, dan tentu ada waktunya bagi kita untuk dipromosi, dan pindah Bos.  Kita yang pilih Bos-nya kan?

Saat Bos kita adalah Vice President, atau President Director, dan ternyata rasanya kurang sreg, tentu butuh waktu untuk sampai ke jabatan itu, bila jalan vertikal agak terlalu lama di sini, tentu kita bisa mengambil jalan horisontal, jabatan sama dan pindah Bos.  Kita yang pilih Bos-nya kan?

Atau, seperti suamiku dan banyak orang yang kurang cocok punya Bos, maka jadilah Bos untuk diri sendiri, dengan berwira usaha.  Kita yang pilih Bos-nya kan?

Jadi, selalu ada pilihan dalam hidup ini, termasuk memilih Bos.  Dan sementara pilihan itu belum tampak, menjadi yang terbaik dalam kondisi apapun adalah pilihan yang cantik, dan memberikan yang terbaik tidak pernah merugikan, bila tidak dihargai di sini, Insya Allah akan dihargai di tempat lain.  Bila tidak pula di tempat lain, percayalah….hitungan Beliau tidak pernah salah.

Aku ucapkan terima kasih dari hati yang terdalam, bagi semua sahabat dan keluarga yang telah mendoakan aku.  Bahkan Ibu Mertuaku, khusus berpuasa untukku.  Semoga kesempatan ini lebih baik bagiku dan keluargaku, dan semoga aku bisa terus memberikan sesuatu yang lebih banyak bagi orang lain.

Semoga Allah memberikan berkah terbaik-Nya, bagi semua sahabat dan keluarga terkasih, Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng