My Full Time Job

Bagi yang sering baca blog aku, mungkin akan mengetahui bahwa sebagian besar tulisanku adalah mengenai anak-anak, dan peranku sebagai ibu, karena memang itulah peran paling besar dan penting yang aku jalani.

Aku memang bekerja full time sebagai karyawan sejak 23 tahun yang lalu, hingga kini dan insya allah masih akan menjalaninya dalam 8-10th ke depan.  Bukan saja karena aku membutuhkannya, namun aku juga menikmatinya, bekerja, berkarya, menjadi asset bagi perusahaan, memberikan loyalitas pada profesi-ku dan integritas adalah nilai-nilai penting yang diajarkan Mama almarhumah yang membuat aku merasa sebagai manusia yang bermanfaat.

Aku bekerja 8-10, kadang sampai 12 jam per hari, dan sejak beberapa tahun yang lalu mendekatkan diri ke kantor, sehingga tinggal terpisah dari keluarga selama 5 hari/minggu, namun menjalani peran sebagai ibu kulakukan 24 jam/hari, 7 hari/minggu.

Aku tidak pernah melupakan waktu-waktu penting anak-anakku dimana aku selalu hadir, dalam keseharianku, aku selalu tahu dimana anak-anakku berada dan bagaimana perasaan mereka. Apakah sedang sedih, atau sedang berbahagia.

Anak-anakku sudah 3-4 tahun tinggal di Bandung menjalani sekolah dan kuliah. Setiap 2 minggu, aku selalu ke Bandung untuk bertemu mereka. Bahkan akhir-akhir ini menjadi setiap minggu, menjelang Almas UN (Ujian Nasional) dan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Si sulung, baru saja menikah 2 mingguan yang lalu dan sudah tinggal terpisah, tinggal di rumah sendiri. Si bungsu kini sedang sibuk-sibuknya berjuang untuk bisa lulus dan masuk PTN yang diinginkannya.

Menjadi Ibu adalah full time job yang sangat penting bagiku. Dititipkan 2 manusia hebat oleh Yang Memiliki Hidup, bukanlah tugas main-main. Membuat mereka bisa survive hidup di dunia yang keras ini, menjadi apapun dan siapapun yang mereka inginkan, mandiri dan akan bermanfaat bagi orang lain kelak, tidak semudah "menyuruh belajar". Terlalu banyak variabel bergerak yang terus mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Anak, bukan hanya terdiri dari tubuh yang harus diberikan asupan makanan baik, pakaian pantas dan rumah tempat berteduh, namun juga terdiri dari pikiran/otak yang harus diberikan stimulasi yang pas untuk dapat maksimal berfikir, terdiri dari hati/perasaan yang harus diberikan rasa aman dan banyak pelajaran untuk belajar bagaimana mencintai/dicintai, bagaimana bertanggung jawab dan bertekad kuat, bagaimana me-manage kemarahan dan kesedihan, bagaimana melihat kegagalan adalah bagian dari pelajaran untuk lebih baik ke depannya, bagaimana caranya apabila dihempaskan dunia ke titik terendah bisa melambung, bukannya pecah, dan sebagainya dan sebagainya, yang menjadi bagian dari tugas orang tua untuk memberi-tahu.

Kita sebagai orang tua, pastinya tidak tau segala hal, mungkin kita memiliki banyak keterbatasan, namun kita paling tidak punya banyak sekali referensi yang dibutuhkan, untuk masalah kesehatan, kita bisa konsultasi dan tanya ke dokter yang mengerti, untuk masalah pelajaran, kita bisa konsultasi ke gutu-guru, untuk masalah perasaan, kita bisa konsultasi ke orang-orang yang sudah berpengalaman atau ke psikolog, dan sebagainya, sehingga kita tidak membuat keterbatasan pengetahuan kita membatasi kita untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita.

Kadang bahkan, kita bisa belajar dari anak-anak kita, mereka hidup di era yang berbeda dengan kita, banyak hal yang mereka lebih tau dari kita, dan kita harus berbesar hati untuk mau belajar dari mereka.

Semoga anak-anakku selalu sehat dan berbahagia, menjalani tanggung jawab mereka dengan besar hati, menggapai mimpi-mimpi besar mereka dengan bersemangat dan pantang menyerah, membuat diri mereka elastis, apapun yang akan menghempas mereka justru membuat mereka makin tinggi memantul ke atas, dan menjadi manusia yang fullfiled.......





Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng