#aisyahtiaswedding - 23 February 2019 - part 3


Aku akan memulai tulisan ini dengan ucapan terima kasih kepada @kinangkilaraswedding, terutama Mbak Vena dan Mbak Risti yang telah membuat acara wedding (akad dan resepsi) Aisyah dan Tias pecah perfect as expected!, @rinamaemua yang make-up nya super duper keren bikin Aisyah cantik geulis tiada tara dan tidak berantakan saat hujan badai, @yeni_octora_entertainment yang bersedia menyanyikan playlist Aisyah lagu lagu baru nge-hits yang nge-beat gembira, bukan lagu lagu nikahan standard, dengan keren, @awimotret yang foto-fotonya keren-keren bingit, bersama dengan team foto yang sigap gercep melakukan foto dengan rapi dan cepat, sehingga tidak mengganggu antrian tamu, @handy_irawann sang MC seru yang menghidupkan suasana, dan tentunya venue outdoor yang cantik @hiddenparadisejkt.

Pernikahan adalah saatnya pengantin menjadi raja dan ratu sehari. It happened! It was Aisyah & Tias day! Konsep yang mereka inginkan sejak 2th lalu mereka bertunangan, pesta kebun, malam, gembira, santai, seru, dinikmati oleh teman-teman sahabat-sahabat mereka yang masih muda-muda, namun tetap cukup representative buat tamu-tamu aku, ayah Yoga, orang tua Tias dan keluarga.

Dimulai Tias menjemput Aisyah dengan buket bunga cantik, dan bergandengan memasuki lokasi resepsi, dengan kembang api sepanjang karpet merah dan teriakan teman-teman mereka, Aisyah dan Tias seperti layaknya artis, diiringi lagu Finesse-nya Bruno Mars (idola Aisyah) dengan saxophone.







Luar biasanya lagi, hujan yang mengguyur sejak jam 4.30 an, mereda pas jam 6.30, saat team WO sudah siap-siap menjalani plan B dengan memindahkan pelaminan ke bawah pendopo. Maka mulai 6.30, WO dengan cepat memperbaiki dengan segera listrik konslet, sound system konslet, dan semua yang harus diurus sebelum acara dimulai. Tamu mulai mulai berdatangan.

Akhirnya, pelaminan dan prosesi resepsi berjalan sesuai rencana awal, dimulai jam 7.15. Tamu-tamu terus berdatangan selama 2 jam bahkan sampai jam 10 malam, yang terjebak macet/nyasar. Aku bahkan tidak bisa duduk. Suasana meriah, makanan enak-enak, dan tidak ada antrian panjang, susu Frisian Flag cair yang diberikan kantorku 60box menjadi pelengkap keseruan malam itu, musik terus menggema dengan meriah dengan lagu-lagu gembira seperti pesta, video pre-wed Aisyah dan Tias, dan acara akad sorenya ditayangkan di layar lebar dekat pelaminan.

Benar-benar suasana pesta anak-anak muda, pecaaahhh....

Tamu-tamu mengatakan bahwa di saat yang sama, di Bogor, di Jakarta hujan deras, anehnya di Hidden Paradise, tempat lokasi acara tidak hujan, dan jam 9.30 malam barulah hujan mulai turun lagi. Karena dari jam 6.30-9.30 hujan sebelum dan sesudahnya, maka suasananya sejuk, tidak gerah. Allah hu Akbar...









Sayangnya foto-foto tidak bisa merekam suasana meriah yang kami rasakan. Aku dan Yoga tidak berhenti bersalaman sambil joget goyang goyang, 2 jam lewat full...

Kami semua benar-benar merasakan kegembiraan yang luar biasa.

Bayangkan, persiapan pernikahan ini hanya kami lakukan selama kurang dari 2 bulan! 

Sebetulnya kami semua sudah melakukan persiapan pernikahan sejak 2th lalu saat Tias melamar Aisyah 15 April 2017. Aku dan Tias menabung sedikit demi sedikit, Aisyah mencari-cari WO, survey lokasi sana sini, beli kebaya among dan bride's-maid tenteng tenteng sendirian dari Mayestik, cari-cari souvenir, fitting baju nikahan dan semua dilakukan Aisyah sebagian besar sendirian karena Tias sedang sibuk menjadi pelatih diving polwan Polda Metro Jaya. Lokasi sudah kita tentukan di Rumah Sarwono Pasar Minggu dan WO yang sebelumnya sudah dilunasi untuk acara dengan tamu 1.200 orang.

Rumah flat yang akan menjadi tempat tinggal Aisyah dan Tias di petamburan, sudah direnovasi. 

Dan kemudian H-6 bulan, terjadilah tragedi. Aisyah dan kami orang tuanya memutuskan membatalkan pernikahan, WO dibatalkan dengan potongan sekian puluh juta rupiah. Itu terjadi di bulan Oktober 2018. Aisyah tenggelam dalam kesedihan mendalam di Jati nangor sendirian, sampai turun 10kg, dan menjauh bukan hanya dari aku, tapi dari semua orang-orang terdekatnya. Untunglah sang "kakak" Yoyo, masih terus setia di samping Aisyah untuk memberikan kekuatan. 1 bulan kami putus komunikasi, Aisyah tenggelam dalam kesedihan, dan tidak membiarkan siapapun termasuk aku untuk membantu. Really the worst time for both of us.

Rupanya, Tias tidak mau menyerah begitu saja.
Setelah tersadar dari khilafnya, kemudian selama 2 bulan Tias bolak balik Jakarta-Bandung kadang lebih dari seminggu sekali, untuk merebut kembali hati Aisyah, gadis yang dicintainya sejak 5th lalu, yang telah dilamarnya 2th lalu. Walaupun diusir berkali-kali, dipukulin, diapain aja oleh Aisyah, Tias tidak bergeming, tekadnya kuat untuk mendapatkan kembali cinta sejatinya, sampai akhirnya luluhlah hati Aisyah.

Akhir Desember 2018, Tias menghadap Yoga, dan di kesempatan berikutnya menemui aku, menyatakan niatnya untuk tetap ingin menikahi Aisyah, bulan Februari 2019 (maju 1 minggu dari rencana sebelumnya awal Maret 2019). Kemudian di kesempatan yang berbeda, Aisyah pun mengatakan padaku dan Yoga untuk menerima kembali Tias menjadi calon suaminya. Kami sudah meminta mereka berdua untuk memikirkan kembali rencana itu, paling tidak menunda 1 tahun lah, nanti tahun 2020 baru rencanakan pernikahan lagi bila memang mereka masih bersama. Namun mereka berdua tetap ingin menikah bulan February 2019.

Aku dan Yoga berada dalam kegamangan, sebagai orang tua yang sangat sangat mencintai dan menyayangi Aisyah, di satu sisi sudah dikecewakan, di sisi lain melihat tekad dan keinginan mereka berdua untuk menikah luar biasa besar. Aisyah dan Tias tidak memaksa kami. Aisyah mengatakan "Bila Ayah dan Ibu tidak merestui, aku akan putus sama Tias dan tidak akan menikah dengannya sampai nanti entah kapan".

Berhari-hari aku dan Yoga berdiskusi, berdoa memohon petunjuk-Nya, keputusan terbaik apa yang harus kami ambil? Kami mengerti bahwa menjadi kewajiban bagi kami untuk menikahkan anak yang sudah meminta menikah dan sudah mampu, namun kami juga mengerti bahwa keputusan tergesa yang diambil dalam keadaan yang emosional-pun tidak akan membawa kebaikan... Ya Allah... rasanya ada ratusan kg beban di punggung kami, menyangkut masa depan anak kami tercinta...

Akhirnya, dengan pertimbangan yang dalam, sedalam samudra, kami pikirkan bersama, dengan mempertimbangkan Tias sudah membuktikan dirinya baik dan bertanggung jawab selama 5 th ini, dengan mempertimbangkan mereka berdua sangat sangat saling mencintai, dengan mempertimbangkan bahwa kebahagiaan Aisyah lebih utama dari ego kami, bahwa kami percaya Aisyah mengambil keputusan dengan pertimbangan yang sudah dia pikirkan apapun resikonya, kami ijinkan dan restui.

Dan mulailah kami merencanakan pernikahan dalam waktu kurang dari 2 bulan. Ketemu WO Kinang Kilaras di IG, membentuk panitya kecil, Yudis, Fitri, Nia, Yoyo, Sarita, Dinda, Della. Berkoordinasi sana-sini. Alhamdulillah semua dimudahkan, lancar sampai hari H, 23 February 2019. Terima kasih yang tidak terhingga buat adik-adik Yudis dan Fitri yang sangat-sangat berperan penting dalam acara ini, sampai ga sempet foto-foto sama penganten saking sibuknya.

Terjawab kan, kenapa venue nya di Hidden Paradise, yang hidden banget :-), soalnya yang nyari lokasi-nya Yudis/Fitri, adikku yang rumahnya memang di sawangan...hehe...

Ohya, bahkan foto-foto pre-wed Aisyah dan Tias, bisa dilakukan outdoor dengan tema sesuai keinginan Aisyah dan Tias, padahal sudah berbulan bulan direncanakan, namun gagal terus. Pas H-2 minggu ketemu Tinus, senior Wanadri Tias. Langsung bikin rencana dan pre-wed dilakukan di Tebing panjat Ciampea Bogor, di kawasan Tambang Kapur Klapanunggal Cileungsi, dan di Sungai Cianteun Bogor.  Padahal awalnya udah pasrah mau di studio aja. Dan hasilnya kereeenn...





 


Aisyah dan Tias anak-anakku,

Perjalanan kalian sampai hari pernikahan kalian sangatlah panjang dan berliku, tantangan demi tantangan telah kalian lalui, dan Alhamdulillah sudah lulus.....

Esok, sepulang dari honeymoon dari Raja Ampat, mulailah perjalanan kalian sesungguhnya menjadi suami dan istri, menjadi partner, menjadi pasangan hidup.

Akan ada tantangan baru, akan ada masalah demi masalah silih berganti.
Namun ingatlah, kami percaya, aku percaya bahwa kalian anak-anak kuat, anak-anak hebat, yang tidak akan mudah menyerah, menjalani hari-hari kalian, menjalani kebahagiaan kalian bersama.

Berpegang tangan jangan lepas, jangan dengar kata orang yang tidak suka, yang tidak baik, jangan hiraukan mereka-mereka bahkan yang tidak penting dalam hidup kalian, dengarkan kata-kata orang-orang terdekat yang mencintai kalian, bahwa memulai hidup berumah tangga, akan indah pada waktunya, namun penuh perjuangan di dalamnya.

Berserah pada-Nya sang Pemilik Hidup.
Lakukan yang terbaik dalam hidup kalian, selalu berikan lebih dari yang orang lain harapkan, berani mengatakan tidak bila tidak penting bagi kalian, dan cintai dulu diri kalian, bantu diri kalian sendiri menjadi mandiri, barulah membantu orang lain.

Aisyah dan Tias, anak-anakku, kami orang tua kalian akan selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik, dan selalu dan selamanya menjadi rumah kalian.

Selamat berjuang..... jangan lupa selalu berbahagia menjalaninya.

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng