Bekal Untuk Calon Pengantin #5: Pacaran/Nikah sama Sahabat?

Pacaran/nikah sama sahabat?

Ada beberapa pendapat mengenai kalimat di atas, ada yang setuju, ada yang tidak setuju.

Sahabat/persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja-sama dan saling mendukung antara dua (atau lebih) entitas sosial, atau hubungan antar pribadi.  Suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan, atau afeksi, kesetiaan, melakukan dan menikmati kegiatan yang disukai bersama, saling menolong dalam kesulitan, tukar-menukar nasihat, nyaman dan menikmati saat kebersamaan, memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif, kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain, simpati dan empati, kejujuran, saling pengertian dan memiliki komitmen bersama.

Beruntunglah kalian yang memiliki banyak sahabat.

Banyak orang cenderung menghindari berpacaran/menikah dengan sahabat mereka, mengapa? Karena katanya aneh rasanya, biasa terbuka apa adanya dengan sahabat, sudah mengetahui dan menerima baik buruknya, tidak ada lagi yang ditutup-tutupin atau jaim-jaim (jaga image), eh lalu berkembang menjadi hubungan yang lebih dalam, hubungan percintaan, hm.... lalu kalian berfikir, nanti kalau si dia sudah tau jelek-jeleknya, bisa ilfil (ilang feeling), atau sudah ga bisa tertarik seperti ketertarikan dengan lawan jenis....

Padahal, bila sudah berpacaran lama, atau sudah menikah, toh suatu saat akan terbuka juga semuanya, akan kelihatan juga jelek-jeleknya dari tiap pribadi yang mana tidak ada manusia sempurna.  Bukankah akan lebih menyakitkan atau lebih ribet bila saat sudah tau kekurangan calon pasangan di kemudian hari, dan kemudian "rasa" sayang itu luruh karena kekurangan itu dan kemudian memutuskan tidak cocok dan berpisah, baik meninggalkan ataupun ditinggalkan.

Berpacaran atau menikah, memang membutuhkan ketertarikan tersendiri satu sama lain, kita sebut sexual attraction, tidak ada hubungannya dengan sex, ini lebih ketertarikan antara 2 manusia lawan jenis (yang sejenis kita keluarkan dari scope tulisan ini), kecuali memang menikah tanpa mengenal atau dijodohkan, itu juga di luar scope penulisan ini. Sama hal nya dengan persahabatan, membutuhkan chemistry tersendiri, kalian tidak bisa benar benar bersahabat dengan seseorang yang tidak kalian sukai atau tidak bisa mengerti karakter kalian.

Nah.....ketertarikan antara lawan jenis, yang akan memulai suatu hubungan antara cewek dan cowok, lalu kemudian ada pendekatan dan memulai proses pengenalan lebih dekat dengan istilahnya pacaran, yang kemudian dilanjutkan dengan jenjang pernikahan bila sudah serius.

Yang jadi permasalahan biasanya, ada sebagian orang yang mengambil keputusan untuk menikah, bukan atas dasar sudah benar benar cocok satu sama lain, tetapi bisa karena orang tua, tekanan sosial, daripada jadi jomblo tuwir, karena takut dosa atau melakukan dosa lebih jauh, karena sedang jatuh cinta sehingga menutup keputusan rasional, dan sebagainya, yang mana sebetulnya banyak ketidak cocokan satu sama lain sebenarnya.

Cinta, gelora cinta, akan memudar, begitulah adanya, begitulah memang design perasaan manusia, apalagi bila gelora cinta hanya berdasarkan alasan fisik semata, hanya dengan hitungan bulan bisa memudar, akan bosan.

Lho, padahal kalau niatnya mau menikah kan artinya akan menjadi pasangan selamanya, seumur hidup, bayangkan 20, 30 bahkan lebih dari 50th akan hidup dengan orang yang sama, bangun tidur akan melihat muka yang sama yang makin menua dan keriput setiap hari, akan melihat badan yang sama yang akan makin menggendut atau mengurus pada waktunya, akan bertemu dengan dia lagi dia lagi...... lama lho 50th itu, 600 bulan, 2,400 minggu, 16,800 hari, 403,200 jam, 24,192,000 detik itu....

Lalu bagaimana supaya 50th dan seterusnya menikah dengan orang yang sama bisa tidak membosakan? Jadilah sahabat, jadilah sahabat bagi pasangan kalian, bersahabatlah dengan pasangan kalian.......karena persahabatan tidak pernah lekang oleh waktu.  Dengan menjadi sahabat bagi pasangan kalian, maka kalian artinya akan memiliki perilaku kerja-sama dan saling mendukung satu sama lain, sudah memiliki pengetahuan atas kekurangan dan kelebihan masing masing, bisa menghargai satu sama lain, setia, bisa melakukan dan menikmati kegiatan yang disukai bersama, saling menolong dalam kesulitan, bisa tukar-menukar nasihat, merasa nyaman dan menikmati saat kebersamaan, memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif, kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain, memiliki rassa simpati dan empati satu sama lain, jujur, saling pengertian dan memiliki komitmen bersama.  Dan itu semua akan bertahan lebih lama dari sekedar gelora cinta tanpa mengenal calon pasangan, dan lebih dalam dari hanya ketertarikan seksual satu sama lain.

Itulah yang akan mempertahankan pernikahan di saat susah maupun senang, yang akan mempertahankan pernikahan saat sang istri sudah tidak seksi lagi, dan sang suami sudah mulai keriput, yang akan mempertahankan pernikahan dari godaan orang ketiga, keempat ataupun ke sekian, yang akan mempertahankan pernikahan dari berbagai prahara dan cobaan.

Apakah apabila satu pasangan, yang tidak bisa menjadi sahabat bagi yang lain, tidak bisa mempertahankan pernikahan? Bisa......as experienced by the author..... Dibutuhkan komitmen dan toleransi luar biasa satu sama lain, Dibutuhkan kebesaran hati seluas samudra dan kesabaran tiada batas, dibutuhkan perjuangan seumur hidup untuk menjalani komitmen itu.  Luar biasa berat, dan masing-masing bisa mencari cara untuk tetap berbahagia menjalaninya.  Tidak bisa menjadi sahabat, bukan berarti menjadi musuh, itu hanya artinya akan banyak perdebatan dan ketidak-sepakatan, yang akhirnya kedua pihak akan banyak sepakat untuk tidak sepakat, dan banyak toleransi satu sama lain, tetap saling menghormati, namun tidak bisa atau sulit untuk fun bersama.  Kembali lagi, itu pilihan.......

Semua pilihan, akan melahirkan konsekuensi, dan selama kalian berani dan mau menjalani konsekuensinya dengan besar hati, maka apapun pilihan kalian, bebas.

Pernikahan akan lebih "mudah", bila kalian bisa bersahabat dengan pasangan kalian.  Kalian yang memiliki pasangan, kalian beruntung.  Kalian yang memiliki sahabat, kalian beruntung. Kalian yang bersahabat dengan pasangan kalian, adalah kebahagiaan tertinggi yang bisa dirasakan manusia, yang hakekatnya dilahirkan berpasangan-pasangan, dan keberuntungan tiada tara.

Selamat menjadi sahabat bagi pasangan kalian.......

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng