H - 5 bulan - Batal Menjadi Mertua

Memang benar bahwa manusia hanya bisa merencanakan, berusaha, berjuang dan melakukan yang terbaik, namun Allah jualah yang menentukan.

Menemukan seseorang yang mencintai kita dan yang kita cintai adalah anugrah. Allah memberikan rasa cinta kepada manusia agar kita berbahagia merasakannya dan bersedia memperjuangkannya.

Menjalani kisah cinta kita sendiri adalah suatu perjuangan tersendiri, setiap pasangan akan memiliki tantangannya masing-masing, dan tidak seorangpun yang mengetahui apa yang ada di dalam suatu hubungan pasangan, kecuali mereka sendiri dan Tuhan.

Kadang kita tidak bisa "mengerti" mengapa satu pasangan yang tampak harmonis, tiba tiba bercerai, atau sebaliknya, satu pasangan lain yang tampak tidak harmonis, tetapi awet terus sampai tua. Bahkan ada pasangan yang setelah berceraipun, cinta sejatinya hanya untuk sang mantan.

Itulah uniknya hati manusia dan cinta.  Hanya dia sendiri dan pasangannya yang benar-benar mengetahui, dan apabila mereka bisa jujur sejujur jujurnya terhadap pasangannya, mungkin.... mereka bisa terus bersama, itupun apabila satu sama lain bisa berkomitmen untuk mempertahankan dan tidak melakukan hal-hal yang menyakiti pasangannya.

Ada pasangan, yang bahkan sudah berkali-kali disakiti-pun, tetap memaafkan dan menerima kembali, dan kemudian disakiti lagi, dan seterusnya. Ada pasangan yang pasangannya sudah jujur, baik dan setia, tetap saja pasangannya tergoda dengan WIL atau PIL.

Terlalu banyak faktor yang membuat sebuah hubungan bisa berjalan atau-pun tidak, dan dibutuhkan usaha keras dari kedua pihak untuk menginginkan dan memperjuangkannya.

Pernikahan seyogyanya menjadi suatu ikatan lahir bathin, dunia akhirat, bagi pasangan untuk mengikat janji dan komitmen, untuk selamanya, selama kedua pihak masih menginginkannya dan bersedia memperjuangkannya.

Sebelum menikah, seyogyanya menjadi ajang penilaian, apakah pasangan yang digadang-gadang akan kita jadikan pasangan hidup, memang pantas untuk diperjuangkan dan dikorbankan segala sesuatu nya dari kita.  Kepantasan itu sifatnya sangat subyektif, dan sangat tergantung dari masing-masing kita dan nilai-nilai yang kita yakini dalam hidup ini.

Sebagai orang tua, pada saat semua nasihat sudah diberikan, semua nilai-nilai penting dalam kehidupan sudah diajarkan kepada anak-anak, maka penting untuk memberikan kepercayaan pada mereka dalam memilih pasangan hidup bagi mereka, karena mereka yang nantinya akan menjalaninya.

Dan kemudian, saat support sudah diberikan, segala-galanya sudah dipersiapkan, dan kemudian ada suatu "musibah" yang terjadi, dan pernikahan harus dibatalkan sebelum terjadi, juga dibutuhkan hati yang luas bagi orang tua untuk berusaha mengerti permasalahannya, berusaha mengerti pandangan dan perasaan kedua pihak, dan kemudian mengambil sikap terbaik.

Bukan sebagai hakim yang memutuskan harus begini atau harus begitu, bukan sebagai follower yang asal mengikuti keinginan anak, yang kadang pun masih dengan pemikiran yang setengah matang, bukan juga sebagai penonton, yang cuma bisa menonton dan tidak bersikap, atau menyalahkan anak, dan yang lainnya.

Saat anak kita memutuskan untuk membatalkan pernikahan, setelah dipertimbangkan dengan seksama, bahwa saat ini itulah keputusan yang terbaik, seyogyanya mendapatkan dukungan dari kita sebagai orang tua dan juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, dan mengambil hikmahnya, karena pada dasarnya, kita manusia tidak bisa mengetahui semua hal yang akan terjadi di kemudian hari.

Bagiku, tidak ada yang lebih penting daripada keputusan tepat yang diambil, seberat apapun, bagaimana pun konsekuensinya, diambil dengan pertimbangan akal sehat dan hati dingin, berdasarkan kejujuran.

Semoga Allah melindungi anak-anakku dan memberikan jalan terbaik bagi mereka untuk mencapai yang terbaik, yang tertinggi yang bisa mereka capai, menjadi yang terbaik yang mereka bisa menjadi, dan mendapatkan pasangan terbaik, yang bisa membuat mereka lebih baik lagi, lebih lengkap, menyayangi mereka lahir bathin dan berbahagia menjalani kisah cinta dan cerita indah mereka sendiri.

Sekarang atau nanti, bukan masalah.
Selalu ada kebaikan dari setiap musibah.


Comments

  1. Good quote, sayang baru ketemu blog ibu, sangat bagus tulisannya, aisyah tetap semangat 😁

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng