Strong Hearted (Kuat Hati)

Menurut definisi dari internet: "your strong hearted when you don't give up, you fight for what you believe is right, your not intimidated, and you let nothing get in your way", yang artinya adalah kamu memiliki hati yang kuat apabila tidak (mudah) menyerah, memperjuangkan apa yang diyakini benar, tidak ter-intimidasi oleh apapun, dan tidak membiarkan apapun menghalangi jalan (menuju suatu tujuan).

Kuat hati ini bisa diaplikasikan untuk berbagai sisi dalam kehidupan kita, dari urusan keluarga, urusan pekerjaan, urusan hubungan suami istri, hubungan anak dan orang tua, urusan rumah tangga, urusan hubungan atasan dan bawahan, urusan pertemanan, dan sebagainya.

Namun, dalam tulisan ini aku mau sederhanakan untuk urusan hubungan sepasang manusia, mungkin sedikit melebar antara hubungan keluarga dekat, dengan orang tua atau pun anak.

Sebagai psikolog gadungan, tempat banyak orang curhat kepadaku, aku belajar bahwa banyak hubungan yang tidak sehat/tidak baik yang terjadi di-akibatkan dari kurangnya hati yang kuat dalam menjalaninya.

Mohon dimaklumi bahwa tulisan ini hanya berdasarkan pendapatku pribadi, dan tidak dimaksudkan untuk bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

Hubungan yang sehat menurut aku adalah suatu hubungan antara 2 orang yang memberikan dampak positif kepada kedua belah pihak, untuk pasangan baik yang sudah menikah ataupun belum, keberadaan pasangan bisa membuat pasangan lainnya lebih baik, lebih terbuka, lebih percaya diri, lebih nyaman, lebih bahagia, lebih memiliki tujuan, lebih memiliki aktualitas, lebih kuat, karena terjadi interaksi positif antara 2 orang, dalam cinta kasih yang memang tulus tanpa pamrih.

Apabila suatu hubungan sudah tidak nyaman bagi salah satu pihak, entah merasa ter-intimidasi, merasa tertekan, merasa tidak ada kebebasan, merasa "lebih capek" kalo ketemu pasangan ketimbang jadi "charger", tidak bisa menjadi diri sendiri, merasa banyak kewajiban yang memberatkan, bawaannya mau ngomel-ngomel, bawaannya mau "kabur", takut, sedih, kecewa, putus asa, yang berkepanjangan, tanpa ada usaha untuk menyelesaikan apapun masalah yang terjadi, maka mempertahankan hubungan seperti itu hanya akan menguras energi kita, dan membuat jiwa kita makin kering.

Akibatnya, kita bisa menjadi pemarah, pemurung, tidak bisa mengambil keputusan penting, tidak bahagia, terganggu logikanya, ada kecenderungan bunuh diri, depresi, menjadi pemberontak, tidak bisa membuat prioritas penting dalam hidupnya, sering mengambil keputusan yang salah dalam hidupnya, membiarkan dirinya terpuruk, tidak bertanggung jawab bagi dirinya dan sekelilingnya, anti sosial, dan banyak lagi gangguan psikologis yang akan terjadi.

Lebih jauh, sebetulnya hubungan yang dimaksudkan bukan hanya terbatas antara hubungan suatu pasangan, tapi bisa juga hubungan dengan orang tua, dengan anak, ataupun hubungan dengan saudara.  Pada dasarnya, hubungan yang sehat semestinya membuat pribadi-pribadi yang ada di dalam hubungan itu akan menjadi pribadi lebih baik, lebih bijaksana.  Bila kita tidak menjadi pribadi lebih baik dalam suatu hubungan, mohon di-evaluasi ulang, apakah hubungannya yang tidak sehat, atau kita-nya yang memang banyak "masalah yang belum terselesaikan".

Nah......apabila kita tumbuh dengan keluarga dan lingkungan yang sehat, maka besar kemungkinan kita akan memiliki hati yang kuat, dan di kemudian hari, besar kemungkinan kita pun akan memiliki hubungan yang sehat dengan pasangan kita, karena hati yang kuat cenderung akan menarik bagi hati yang kuat lainnya, dan hati yang lemah akan juga menarik bagi hati yang lemah lainnya.  Hati yang lemah, bukan hanya yang tidak percaya diri, yang tampak lemah, namun pribadi yang penuh emosi, labil, tidak bisa menghargai orang lain, suka mengintimidasi, juga dikatakan hati yang lemah.

Hati, seperti otot badan kita lainnya, bisa dilatih kekuatannya.  Yuk, rajin-rajinlah memeriksa hati kita, memeriksa hubungan kita, Apabila rasanya kita tidak nyaman, tidak tenang, suka galau, tidak mengerti tujuan hidup kita, sering mengeluh, sering merasa tidak penting, sering merasa "capek" (bukan jasmani), kesepian, tidak berarti dalam hidup, males ketemu pasangan kita, suka mencari-cari "hubungan semu" (selingkuh, genit berlebihan, dsb), mohon di cek kembali hati kita, apakah hati kita belum cukup kuat, ataukah kita terperangkap dalam hubungan yang tidak sehat?

Setelah berhasil meng-identifikasi, maka yuk pikirkan, apa yang bisa kita lakukan berbeda, untuk keluar/lepas dari masalah itu.  Bila masalahnya hati kita yang belum kuat, banyak cara untuk menguatkan hati kita, bisa dari sisi agama, dari sisi psikologis, atau dari sisi logis.  Bila masalahnya kita terperangkap dalam hubungan yang tidak sehat, cek kembali, apakah masalahnya adalah kita ataukah pasangan kita? atau keduanya? Coba dulu untuk merubah paradigma kita mengenai hubungan yang ada, cobalah dulu untuk menguatkan hati kita, menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bersyukur dan lebih menghargai pasangan, lalu lihatlah hasilnya.  Apabila pasangan masih "ngaco", berarti masalahnya di pasangan kita, ya segeralah keluar dari hubungan itu, agar kita bisa menjalani hidup yang lebih sehat.

Aku kirimkan sepotong doa untuk almarhum Mama, satu dari sedikit orang yang aku kenal, memiliki hati yang sangat kuat, dalam kesendiriannya, tidak pernah menangis, tidak pernah mengeluh, betapapun beratnya, tanpa pendamping hidup, jauh dari kampung halamannya, berjuang untuk anak-anaknya........


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng