180

Pernah membayangkan seorang remaja dengan tinggi 180 cm, kuning langsat kulitnya, mukanya ganteng, proporsional tubuhnya walaupun belum berotot, berumur 14 th? Kinyis kinyis menggemaskan....

Dibalik penampilannya yang tinggi menjulang, jiwanya masih agak kanak-kanak, namun dengan IQ di atas rata-rata, karakter yang observer, menyerap semua informasi dengan cepat dan memiliki daya ingat yang hebat.  Hobby nya bermain Dota, game online dengan karakter jagoan yang berkelompok berperang/berantem dengan lawan yang juga berkelompok, dengan berbagai senjata dengan berbagai level. Dan sangat tidak suka difoto (kecuali sama teman-teman sepertinya).

Dia Almas, anakku yang bungsu, by beloved diamond.



Berpelukan seperti teletubies adalah tradisi keluarga kita, aku, suamiku Yoga, anak sulungku Aisyah dan anak bungsuku Almas biasa berpelukan hampir setiap hari bila akan berpisah, dan kini dengan tempat tinggal sehari-hari yang berjauhan (Jonggol-Bandung-Jakarta), kita bertemu hanya di week-end saja, hingga frekuensi berpelukan kami menjadi seminggu sekali saja.  Berpelukan dengan Almas, aku sekarang cuma setinggi keteknya......hahaha....namun kehangatannya tetap terasa sama seperti aku memeluknya saat masih bayi atau balita.

Ada cerita menarik kemarin sore, saat Almas baru saja pulang sekolah menjelang magrib, masih dengan pakaian seragam dan belum sempat makan, mandi dsb, neneknya yang sakit dan dirawat di rumah kena serangan (kejang) karena gula darahnya drop, pas ayahnya sedang ke Bandung, dan aku memang tidak tinggal di rumah selama week-days. Ada asisten rumah tangga yang mengurusi rumah baru saja mau pulang dijemput suaminya, ada juga asisten rumah tangga yang khusus mengurusi nenek.

Setelah agak panik menelpon aku dan ayahnya, aku bilang untuk segera dibawa ke UGD rumah sakit terdekat (RS Permata Jonggol) dan minta tolong tetangga untuk mengantar dengan mobil (tidak mudah akses taksi di perumahan kami).

Jadilah sang nenek yang sudah setengah sadar, dibawa asisten rumah tangga, tetangga dan anakku ke RS dan mendapatkan pertolongan pertama.  Yang lucu (keren sebetulnya), Almas yang biasa ke rumah sakit "tau beres" karena ibunya yang mengurusi segala sesuatu, hari itu harus mendaftarkan pasien, menentukan kamar perawatan, dan sebagainya, sampai salah satu orang dewasa yang kompeten (ayahnya yang ngebut pulang dari Bandung dan bibi/tantenya yang berangkat dari Cikarang) bisa mengambil alih.

Alhamdulillah, kondisi nenek membaik setelah gula darahnya distabilkan dan hanya menginap sehari di rumah sakit.

Bangganya aku sebagai ibu, dimana dalam keadaan darurat, anakku sudah bisa meng-handle situasi dimana dia "sendirian" dan menjadi "bapak rumah tangga" untuk mengurusi hal seperti itu, walaupun semua instruksi hanya dilakukan melalui telpon.

My dearest Almas, semoga nilai UN kamu bulan depan bisa mengantarkan kamu ke SMAN terbaik, dan mengantarkan kamu ke Universitas Negri terbaik, dan mengantarkan kamu ke kehidupan yang baik kelak.  Dimana kamu menjadi tumpuan harapan keluargamu sendiri kelak, menjadi pria hebat yang bertanggung jawab, sayang istri, orang tua, mertua dan anak-anakmu, dan menjalankan ibadah kepada Khalik-mu dengan ikhlas.

Ibu selalu dan akan selalu bangga padamu dan menyayangimu sepenuh hati, wahai anakku 180 cm.


Lots of kisses and hugs,
Mom

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng