H-7 bulan - menjadi Mertua

Hi semua,

Tidak terasa ya, 7 bulan lagi aku akan resmi menjadi "mertua", sebuah peran baru.

Bagaimana perasaanku? Beberapa teman menanyakannya.

Rasanya nano-nano, seperti permen rasa segala, eh masih ada ga ya sekarang?. Ada senang, excited, sedih, sedikit khawatir, banyak bahagianya.

Proses perjalanan percintaan anakku, Aisyah memang agak panjang, sehingga kita semua punya sangat banyak waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu, termasuk perasaan.
Mulai pacaran 4th lalu, dan tunangan 2th lalu, dan insya allah akan melangsungkan pernikahan awal tahun depan, tepat 1 bulan sebelum usianya genap 22th.

Aku mengalami saat-saat senang mereka, saat-saat kritis, saat-saat penyesuaian, sampai hari ini adalah saat-saat persiapan pernikahan, dengan berbagai kebahagiaan, keseruan dan konflik yang menyertai mereka.

Aku sudah mengenal calon besanku, sudah lumayan mengenal calon suami anakku, dan berusaha menjadi ibu dan calon mertua yang senantiasa mendukung rencana-rencana mereka, keputusan-keputusan mereka, membantu saat dibutuhkan, memberi ruang saat mereka butuh menyelesaikan persoalan mereka berdua, memberikan masukan, sekaligus membantu mereka untuk bisa lebih kuat untuk berdiri di atas kaki mereka sendiri kelak.

Menjadi Ibu, ataupun menjadi (calon) Ibu mertua, rasanya tidak terlalu berbeda buatku, karena aku tidak membeda-bedakan antara anak ataupun (calon) menantu. Aku ya tetap menjadi aku apa adanya, kalau ada yang kurang sreg ya aku tegur, kalau ada yang baik ya aku puji, kalau ada yang kurang terkomunikasikan, ya aku komunikasikan, open and fair.

Lebih banyak senangnya daripada khawatirnya sebetulnya. Kata orang, punya anak gadis akan "diambil orang", aku malah berasanya, punya anak gadis, akan punya tambahan anak jaka, dan punya anak jaka akan punya tambahan anak gadis, jadi banyak deh anak-anakku....... :-)

Mungkin karena kita (aku, anak-anak dan suami), sudah biasa sehari-hari hidup terpisah, jadi tidak ada yang berbeda rasanya apabila kelak Aisyah akan pindah ke rumahnya sendiri setelah 2 Maret 2019.  Kita akan bisa telponan setiap hari kalau mau, kita akan bisa makan siang atau makan malam bersama kalau sempat dan kangen, aku bisa datang kapanpun aku sempat ke rumahnya dan sebaliknya Aisyah pun selalu welcome untuk datang dan menginap kapanpun dia (dan suaminya tentunya kelak) ke rumah kami.

Aku membayangkan, mungkin Aisyah akan lebih menahan diri untuk curhat ini itu hal sepele-sepele mengenai suaminya atau lingkungan rumah barunya, mungkin nanti akan ada perasaan "malu", karena sudah menjadi istri, dan paling aku yang "korek-korek" informasi untuk memastikan apakah semua baik-baik saja, apakah dia berbahagia, apakah ada hal-hal yang dikhawatirkan/disedihkan.

Boleh kan? Aku tetap ibunya Aisyah, walaupun kelak dia akan menjadi istri seseorang. Dan seorang Ibu senantiasa akan selalu ingin memastikan bahwa anak-anaknya baik-baik, bahagia, melakukan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan, berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, melakukan pekerjaan yang mereka sukai, walaupun tidak selalu menyenangkan, dapat membiayai kehidupan mereka dan berkembang menjadi pribadi-pribadi lebih matang dan menuai kesuksesan mereka sendiri.... Amin...

Ini belum cerita mengenai serunya menjadi nenek kelak, granny kata Aisyah. Nanti.... Aisyah merencanakan untuk memiliki momongan nanti tahun 2022-2023, setelah menyelesaikan S2-nya.

Sementara ini, menjadi mertua aja dulu.... sambil tetap menjadi ibu, menjadi istri, menjadi kakak, menjadi karyawan, menjadi aku yang sibuk, merajut satu-satu kehidupan yang aku pilih aku jalani.




Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng