M.A.R.A.H

Menurut Wikipedia, marah (wrath, anger) adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin.  Rasa marah menjadi perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif (kepercayaan/penalaran seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir tentang seseorang atau sesuatu), maupun fisiologi (macam sel, jaringan, organ hingga sistem suatu organisme) sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman atau rasa kekecewaan dari pihak luar.

Panjang yak?

Sebetulnya emosi marah diberikan oleh Allah SWT salah satunya adalah untuk survival, bertahan hidup, dikarenakan adanya ancaman dan sebagainya. Atau untuk menghentikan atau mengendalikan suatu keadaan atau tindakan orang lain yang tidak sepantasnya.

Namun, karena emosi marah sangat kuat, banyak orang yang "belum dewasa" (belum dewasa tidak sama dengan umur ya? maksudnya dewasa secara mental, karena banyak yang sudah tua namun tetap belum dewasa), tidak mampu untuk mengendalikan emosi marah itu, dan kemudian menjadi marah-marah, melakukan tindakan yang kasar, mengeluarkan kata-kata yang kasar, mengganggu penilaian obyektif seseorang dan bahkan melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain.

Jadi, marah adalah suatu bentuk emosi natural manusia, dimana marah-marah adalah tindakan perilaku yang didasarkan atas emosi marah yang tidak terkendali.

Bedakan ya?

Ada beberapa karakter dasar manusia, juga tentunya diberikan Allah SWT yang kalau kata suamiku "uratnya pendek", yaitu cepat/mudah marah.  Termasuk aku, yang sepertinya diturunkan dari pihak Ayahanda, dan kemudian menurun juga ke anak-anak, terutama anak tertua.  Sadar bahwa karakter dasarku mudah marah, maka aku belajar ilmunya bagaimana mengendalikan kemarahan.  Karena tanpa ilmu itu, akibatnya tiap hari akan ada saja suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan kita, dan mengakibatkan marah-marah terus-terusan.  Alhasil, jantung dan tekanan darah jadi melonjak-lonjak gak karu-karuan.

Perilaku marah-marah yang terlalu sering, akan mengakibatkan buruknya hubungan emosional seseorang dengan lingkungannya, terutama lingkungan terdekat.  Dan saat hubungan emosional dan psikologis tidak dekat, maka akan lebih sering lagi perasaan marah itu muncul, maka akan bisa dipastikan, orang-orang di sekeliling kita akan tidak nyaman dan menjauh, suami/istri gak betah di rumah, anak-anak gak betah di rumah, karyawan di kantor males-malesan kerja, atau kalau bisa bolos aja.  Komunikasi akan terganggu.

Sehingga, pada akhirnya, kualitas hidup kita akan buruk.  Kita makin stress, depresi, merasa hidup tidak berguna, tidak nyaman, dan alhasil melakukan tindakan-tindakan yang keluar dari nilai-nilai baik atau paling jelek ya pengen bunuh diri, aduh....jangan sampai ya.

Nah.....gimana caranya mengendalikan kemarahan?

Pertama, sadari bahwa karakter kita adalah pemarah, cepat marah.  Terasa tuh, saat sesuatu tidak sesuai dengan harapan, atau seseorang "ngeselin" atau ada peristiwa mengecewakan, maka rasa kemarahan mulai menjalar, dan yang aku lakukan adalah DIAM.  Jangan buka mulut, karena perkataan yang keluar saat sedang emosi marah akan cenderung menyakiti dan merendahkan.

Kedua, tarik nafas panjang, sadari kita sedang marah, lalu berfikir, analisa. Langsung buat list di kepala kita: Apakah bila kita marah, maka keadaan akan membaik? (misalnya lagi antri panjang lalu diselak, kalau kita marah maka yang nyelak antrian akan mundur ke belakang).  Maka, setelah atur nafas, atur nada suara, kita marah dengan elegan, siapkan muka serius, beratkan suara dan katakan, "Pak, kita semua antri sejak tadi, kalau bapak nyelak begini, saya laporkan security, silakan antri di belakang pak, kita semua juga antri!" (kalo masih ngeyel juga, hajar sekali! hahaha.....becanda deng)

Kalau orangnya masih ngeyel juga, pikir lagi, apakah kalau kita tingkatkan intensitas marah kita, maka orangnya akan sadar, atau justru akan berantem dan malah kita lepas dari antrian?  Apakah penting? Kalau rasanya tidak penting, karena orang itu memang mengesalkan dan kitapun tidak ingin membuang energi, maka tarik nafas dan maafkan, relakan.  Buat pemaafan di kepala kita, dengan mengatakan dalam hati, "Kasihan bapak itu, mungkin hidupnya susah, biarlah"

Kapanpun...........saat aku sudah mulai merasa marah/kesal, aku akan tarik nafas, dan berfikir, perlukah aku marah? Gimana ya caranya marah yang konstruktif? Gimana ya caranya supaya suamiku mau melakukan sesuatu? Gimana ya caranya mengatakan pada bawahan apa yang dilakukannya salah? Gimana ya caranya bicara pada anak-anak supaya mereka mau mendengarkan dan mengerti resikonya?

Saat berfikir seperti itu, kemarahan biasanya akan mereda. Atau lakukan sesuatu yang menenangkan, katakan "jangan marah, jangan marah, jangan marah, nanti aja marahnya kalo sudah reda emosinya".

Baru kemudian, setelah kita rasakan emosi marah mereda, baru diajak bicara orang yang tadi membuat marah, dan sampaikan dengan baik, bahwa kita marah atas tindakan bla bla bla, dan bagaimana ya caranya supaya tidak terulang lagi.  Apa yang bisa kita bantu untuk agar lebih baik lagi di kemudian hari.

Kalaupun misalnya setelah emosi mereda dan kita pikir tidak ada gunanya juga marah, karena cuma emosi kita saja, tidak ada yang salah dari orang itu, ya sudah....... pikirkan apa alasannya orang tersebut melakukan sesuatu itu (yang tadi bikin kita marah), sehingga kita lebih mengerti dan marahnya mereda.

Ada juga hal-hal yang sudah memang sudah tidak bisa/susah dirubah dari pasangan, ya sudahlah ya.... kalau memang tidak prinsip ya tutup mata aja :-), kalau keliatan ya pura-pura gak usah dilihat. Kalo pasangan sibuk ga bisa nganter ke sana ke mari, ya tinggal panggil taksi, naik ojek atau grabcar/uber.

Kalau anak-anak sibuk, pasangan sibuk, ya cari kesibukan juga sendiri yang menyenangkan, ketemu temen, baca buku, olah raga, berenang, belanja, jalan-jalan, ga perlu marah, apalagi marah-marah :-)

Memang tidak mudah, tapi kalau terus dibiasakan, lama-lama kita jadi terbiasa dan malah kangen, eh.....kok udah lama ya gak merasakan emosi marah..... :-)

Selamat mencoba

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng