Dulu Sayang, Sekarang?

Bertemu mantan adalah suatu peristiwa yang membuat banyak dari kita mengalami berbagai perasaan. Nano nano rasanya, manis asam asin, ramai rasanya deh.

Ada beberapa jenis mantan, yang bikin nano nano adalah mantan yang dulu saat menjalin hubungan sampai ke hati. Yang sampai ke hati pun, bisa satu pihak, bisa juga keduanya.

Yang lebih paling bikin nano nano rasanya adalah yang saat dahulu kedua-duanya saling sayang, saling care, saling berbagi segala macem, yang hari harinya isinya adalah dia.  Rasanya dunia milik berdua deh, yang lain ngontrak.

Yang membuat semua orang-orang yang dekat merasakan dahsyatnya sayang keduanya, merasakan percikan yang panas membara, namun indah karena manis.  Yang membuat masa masa itu kita tidak pernah merasa sendiri, karena akan selalu ada dia yang menghibur saat kita sedih, yang menemani saat butuh ditemani, yang menjadi tempat curahan hati, yang selalu dan selalu membuat kita merasa penting karena selalu didahulukan.

Rasanya kita sudah bisa membayangkan akan hidup selamanya sama dia, yang sudah memikirkan bagaimana rasanya bangun di pagi hari dengan dia di sisi kita. Membayangkan mengandung dan melahirkan anak anak buah cinta berdua, yang mimpinya adalah membangun kehidupan bersama.

Hubungan seperti itu tidak bisa sebentar, pasti lebih dari 1 tahun, bisa sampai 2, 3 bahkan 5 tahun atau lebih.

Masing masing sudah saling mengerti dan menerima, sudah bisa jadi teman dan tidak ada jaim-jaim. Sudah tau jelek-jeleknya satu sama lain, dan sudah kenal keluarganya masing-masing.  Terlalu banyak yang sudah dilalui, terlalu indah untuk dilupakan.

Entah karena sesuatu, putus.

Kemudian masing masing menjalani kehidupan masing-masing, bertemu dengan seseorang yang lain. Dan membuat cerita hidup masing-masing. Berbahagia dengan kehidupan masing-masing. 

10 tahun, 20 tahun, 30 tahun berlalu.

Lalu bertemulah.

Yang pertama dirasakan adalah flash back.  Semua lembaran yang sudah ditutup itu, terasa kembali. Ada sesuatu yang dirasakan, entah apa. Nano nano rasanya.

Ada chemistry lagi. Ada sesuatu yang lain.

Pertanyaan paling susah dijawab adalah, loe masih sayang gak sama gue?

Tidak ada kebencian, karena semua penyebab putusnya sudah pupus.  Sakit hati, kesedihan mendalam yang dulu dirasakan berminggu minggu, berbulan bulan bahkan bertahun tahun sudah sembuh.

Mungkin fisiknya sudah menua, sudah berubah, tapi dia adalah dia, dia yang dulu menjadi bagian penting dalam suatu masa dalam kehidupan kita di masa lalu.

Ada yang tidak berubah, caranya bicara, caranya tertawa, caranya menggerakkan tangannya, cara berfikirnya. Dia yang dulu, ada di dalam badan yang sudah berubah itu, yang sudah menua.

Balik lagi, apakah sayang itu masih ada?

Banyak sekali orang, banyak sekali yang kita temui atau berpapasan dengan hidup kita, kemudian "terjatuh" dalam perasaan itu, perasaan semu itu. Tertipu dengan ingatan ingatan di masa lalu.  Terbuai dengan flash back indahnya masa masa lalu.

Kemudian keduanya berusaha untuk membuat hubungan baru, padahal mungkin itu hanyalah pelepasan dari "kebosanan" hubungan suami istri yang pastinya berpuluh tahun dengan orang yang sama akan sedikit banyak membosankan.

Kemudian keduanya terjatuh dalam hubungan terlarang, karena masing masing "berfikir" mereka masih menyayangi satu sama lain.

Itulah kesalahan umum, dan itulah yang kemudian menghancurkan ikatan pernikahan, hanya karena tertipu dengan perasaan nano nano.  Urusan ketahuan atau tidak dengan pasangan resmi masing-masing itu urusan lain.  Bila sudah ada yang dilakukan, pengkhianatan sudah dilakukan, kejujuran sudah dilukai.

Tidak ada yang salah dengan perasaan nano-nano, syur dan fantasi flash back.  Itu normal.  Karena apa yang sudah dialami di masa lalu adalah real.

Namun akan menjadi salah, bila ada action/aktifitas yang mengikutinya.  Berfikir bahwa rasa sayang yang dulu masih ada.  Bahwa cinta sedalam samudra dan seluas langit dahulu, masih ada sekarang.

Sayang sedemikian dalam yang dulu, tidak akan pernah hilang, karena otak kita menyimpan memori, dan memori itu terpanggil kembali saat ada triggernya, dan terasa sampai ke hati.

Tapi itu BUKAN sayang yang sama. Itu hanyalah kenangan.

Dulu sayang, sekarang?

Ya, dulu sayang banget, sekarang aku akan mengenang dengan indah apa yang kita miliki dulu.
Sekarang, aku sayang suamiku, bagaimanapun suamiku. Dia adalah suamiku yang aku sayangi sekarang.

Bukankah hidup ini indah, saat kita bisa merasakan nano nano saat bertemu mantan, dan tetap berpijak pada kenyataan tentang perasaan semu dan tidak melakukan hal hal bodoh yang akan kita sesali kelak.

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng