Inikah Calon Suami Anakku?



"Bu, aku lelah pacaran, aku mau dilamar saja dan menikah"

Baru saja dia menginjakkan kakinya di bangku universitas impiannya, dengan mimpi setinggi langit, menjadi seorang pengacara.

Ambisinya yang luar biasa, kesibukannya yang luar biasa, kuliah dengan tugas menumpuk, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bisa sampai pulang pagi karena mempersiapkan berkas peradilan, mendaftarkan diri menjadi bagian dari kepanityaan acara-acara besar di FH, bukan satu, lebih dari lima, bahkan nyaris sepuluh. Termasuk menjadi penyuluh kesehatan di pedesaan dalam kegiatan FH Mengabdi. Termasuk menjadi manager club olahraga. Kuliah, rapat, kuliah, ke perpustakaan, mengerjakan tugas kuliah, mengerjakan tugas kepanityaan, pagi hingga malam.

Bu, ini rencana aku, semester 1-2 aku akan sibuk kepanityaan acara-acara besar di FH, tahun 2016 aku mau ikutan PDW (Pendidikan Dasar Wanadri), semester 3-4 aku akan sibuk dan aktif di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), semester 5-6 aku akan sibuk di MCS (Moot Court Society - Peradilan Semu), semester 7-8 aku akan sibuk magang di Law-Firm dan persiapan skripsi dan lulus.

Hidupnya sudah dia rencanakan sedemikian rupa 4 tahun ke depan. Tidak ada waktu terbuang, bahkan untuk liburan semesteran saja sudah penuh rencananya untuk ikut (sebagai senior/alumni) PDGH (Pendidikan Dasar Gunung dan Hutan) Sisgahana, club Pecinta Alam di SMA-nya, atau bersama CP (Chandra Purnama), 3 saudaranya (Della, Sarita dan Dinda) untuk naik sesuatu gunung, atau yang lainnya.

Setelah lulus, aku mau kerja di Law-Firm ternama dan mengerjakan pekerjaan dari pagi sampai pagi lagi, dan bila mungkin juga akan aktif di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) membantu mereka mereka yang membutuhkan bantuan hukum namun tak punya dana.

That's my girl! My girl my pride.

Kembali ke kalimat pertama, "Bu, aku lelah pacaran, aku mau dilamar saja dan menikah"

Anakku, sejak 18 bulan lalu memiliki seseorang kekasih. Kekasihnya sudah berdinas, 4th lebih tua dari anakku. Dan yang membuat aku melting adalah mereka pasangan yang so sweet. Mereka bukan hanya seperti anak-anak muda pacaran pada umumnya, namun mereka adalah sahabat bagi satu sama lain, mereka memiliki banyak kesamaan karakter dan kesukaan, mereka saling mendukung kesibukan masing-masing yang luar biasa, mereka membuat satu sama lain terus menjadi lebih hebat dan lebih hebat lagi, dan mereka sama sama ambisius menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing.

Kalau sudah ketemu, mereka asyik dengan dunia mereka, heboh gak jelas, lari-larian atau pukul-pukulan, sebentar tertawa tawa, sebentar ngomel-ngomel lucu, mereka bisa menjadi diri mereka sendiri apa adanya, gak pake jaim-jaim, mau makan nambah berkali-kali ayoo, mau...(maaf) kentut gak malu, mau jelek bangun tidur, mau bau karena belum mandi 3 hari baru turun gunung, mereka nyaman-nyaman aja satu sama lain.

Bila yang satu down, yang lain akan tegar dan menarik naik kembali, bila yang satu patah semangat, yang lain akan meneriakkan kata kata semangat yang membakar, bila yang satu tergoda, yang lain akan tetap menyayangi sampai godaan itu pergi.

Romantis buat mereka bukan sebuket bunga mawar merah atau makan malam mewah di restoran, atau membelikan barang barang mahal.

Romantis buat mereka, bila yang satu sakit, yang lain memaksa ke rumah sakit, yang satu lapar yang lain mengantarkan nasi goreng, yang satu mau naik gunung dan belum punya jas hujan, yang lain mengutus temannya membelikan dan mengantarkan jas hujan, yang satu mau berangkat dinas jauh yang lain rela bolak balik ke luar kota untuk menemui, yang satu ulang tahun dan berada di gunung, yang lain menyusul membawa kue ulang tahun, yang satu pengen jaket couple, yang lain menabung dan membelikan, yang satu suka meriang karena mandi air dingin, yang lain memesankan air panas di warung depan dan minta diantar 1 hari 2x, yang satu harus berada di tempat kerja jam 5 subuh, yang lain mengantarkan jam 3 dini hari, yang satu dimarahin bapak bapak di bioskop karena iseng melempar popcorn, yang lain nyaris nge-berantemin, yang satu berjanji bertemu dan ternyata tidak bisa karena tugas mendadak, yang lain ikhlas menunggu waktu luang berikutnya, dan sebagainya.  Padahal keduanya sibuk luar biasa dengan kegiatan mereka masing-masing.

Dan....mereka satu sama lain rela "take bullet for others".

Mungkin ini hanya gelora cinta sesaat, ya mungkin saja. Namanya anak muda. Nanti cinta, nanti galau, nanti ganti, nanti bosen, nanti pengen yang baru. Mungkin saja, siapa tau?
Tapi jalan 2 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk hanya gelora sesaat.

Atau mungkinkah ini calon suami anakku?

Hm.....masih ada 4 tahun yang harus mereka lewati untuk menjalankan rencana-rencana jangka menengah mereka, menyelesaikan kuliah dengan segudang kegiatan, menyelesaikan masa ikatan dinas hingga boleh menikah, menabung, mengenal lebih jauh lagi satu sama lain, tetap menjadi sahabat tempat curahan hati satu sama lain, tetap menjadi penyemangat satu sama lain dan tetap menjadi bagian yang tak selalu ada namun jiwa mereka satu dan hati mereka menyatu.

4 tahun lagi, 48 bulan lagi, 192 minggu lagi, 1460 hari lagi.......

Apakah mereka akan tetap bersama dan meraih impian mereka bersama-sama? Atau mereka akan menjalani kehidupan hebat mereka masing-masing?

Hanya waktu yang bisa menjawab.



Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng