Komitmen

Komitmen, kalau menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), komitmen berarti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak.

Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris: Commitment means:

1. The state or quality of being dedicated to a cause, activity, etc (suatu keadaan atau kualitas yang didedikasikan untuk suatu sebab, aktivitas, dll)
2. An engagement or obligation that restricts freedom of action (keterikatan atau kewajiban yang membatasi kebebasan bertindak)

Tulisan ini bukan mau membahas mengenai arti kata komitmen, tetapi lebih ke arti komitmen dalam suatu hubungan antara 2 manusia yang berpasangan, bisa dalam skala pernikahan ataupun berpacaran.

Aku memiliki prinsip bahwa saat sepasang manusia memutuskan menjadi pasangan, baik dalam skala kerangka hukum dalam pernikahan ataupun sebatas HTS (hubungan tanpa status), maka ada komitmen yang mengikutinya.

Artinya, kedua pihak harus punya cukup informasi satu sama lain sebatas dan sejauh mana mereka ingin berkomitmen, apakah hanya sekedar "asal ada/kelihatan" atau lebih jauh lagi seberapa dalam satu sama lain mau mengetahui kegiatan masing-masing dan lebih dalam lagi seberapa dalam satu sama lain mengetahui isi hati dan pemikiran masing-masing.

Begitu persepsi dan ekspektasi keduanya jelas dan disetujui maka kedua pihak berusaha menjalankannya dengan sepenuh hati, itulah komitmen.

Bukan berarti setiap pasangan mengekang pasangannya dan tidak boleh melakukan aktiftas pribadi, namun lebih kepada apa yang disepakati bersama dan apa yang dijalankan.  Bisa saja mungkin kesepakatannya sangat longgar dan komitmen kedua pasangan itu tampak dari luar seperti tidak ada komitmen, namun sesungguhnya ada komiten di dalamnya dan keduanya menghormati itu.

Saat salah satu tidak menjalankan kesepatan bersama dan komitmen tersebut, saat itulah terjadi pengkhianatan, sekecil apapun dan itu menyakitkan.

Berat? Sangat berat..........bahkan dalam agama Islam tertulis dalam ayat suci mengenai masalah komitmen ini, dimana yang melanggarnya dikatakan sebagai orang munafik.

Setelah hampir 45 tahun menjalani kehidupan ini, 20 tahun menikah, membesarkan anak-anak, berpacaran 2 kali sebelumnya, banyak HTS yang dijalani (sebelum menikah), dan berinteraksi dengan banyak sekali masalah hubungan pasangan orang lain, semoga aku cukup bisa mengatakan bahwa komitmen penting dalam suatu hubungan untuk mencapai rasa saling percaya, aman dan berbahagia dalam hubungan.

Dan menurut aku, nilai ini penting diketahui dan ditanamkan untuk para remaja yang mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis, istilahnya pacaran, agar nanti pada saatnya mereka menikah, komitmen adalah bagian penting dari hubungan pernikahan mereka untuk agar bisa survive dalam bahtera rumah tangga yang pasti banyak sekali gelombang masalah yang menghantam.

Bukan berarti yang namanya pacaran harus terus menikah, boleh saja putus namanya juga pacaran (itulah pentingnya hati-hati dalam berpacaran agar tidak memberikan "segalanya" supaya tidak ada yang hilang saat putus, kecuali separuh hati)

Ada lagi pendapat lain, bahwa saat berpacaran adalah masa senang-senang, gak ada pake komitmen-komitmen, bikin susah aja, mesti jaga hati, mesti ini mesti itu, jadi repot, nanti aja komitmennya saat menikah.

Bilang pacaran sama X, besok nge-date sama Y dan dilakukan tanpa sepengetahuan X, berlama lama tanpa kabar dan informasi, lusanya merayu Z, itu sah-sah aja kok, gak ada komitmen.

Nanti kalau sudah menikah, baru berkomitmen......

Masalahnya, bila sejak remaja "dibiasakan" berpasangan model seperti itu, tidak pernah belajar nilai dari komitmen, apakah tidak mungkin, saatnya sudah menikah dan membutuhkan komitmen akan bisa dengan mudah dilakukan? Kebiasaan itu tidak mudah hilang, apalagi bisa sudah terbentuk dalam kepribadian, hubungan tanpa komitmen, akan jadi kebiasaan.

Masa muda adalah masa happy happy masa eksplorasi, ya itu benar.  Tetapi masa muda juga adalah masa pembentukan nilai-nilai penting yang akan menjadi bekal untuk survive di masa dewasa nanti.

Apakah remaja kita belajar nilai komitmen?
Apakah remaja kita belajar nilai kejujuran?
Apakah remaja kita belajar nilai kerja keras?
Apakah remaja kita belajar nilai tanggung jawab?
Apakah remaja kita belajar nilai menghargai?

Bukan hanya nilai sekolahnya tinggi dan juara kelas, atau IP nyaris 4.
Bukan hanya pintar mengaji dan juara menghafal surat.
Bukan hanya menjadi ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) atau mewakili sekolah dalam kejuaraan dunia.

Yang akan membuat rumah tangganya samara (sakinah mawaddah warohmah) dalam selimut kebahagiaan kelak adalah apakah dia mengerti nilai komitmen, kejujuran, kerja keras, tanggung jawab dan menghargai.

Yang akan membuat bisnisnya maju atau karirnya cemerlang dalam pekerjaannya dan meraih kesuksesan adalah adalah apakah dia mengerti nilai komitmen, kejujuran, kerja keras, tanggung jawab dan menghargai.

Yang akan membuat mereka bisa mendidik anak-anak mereka kelak bisa mandiri, dan meraih cita cita mereka setinggi langit bukan hanya menjadi anak penurut adalah apakah dia mengerti nilai komitmen, kejujuran, kerja keras, tanggung jawab dan menghargai.

Jangan abaikan nilai komitmen, karena nilai itu membuat seorang manusia bisa dipercaya, bisa dihargai dan semoga menjadi jalan untuk meraih masa depan yang hebat.

Comments

  1. Agree Bu

    Semoga Hati kita selalu dijaga oleh Zat Yang Menguasai Segala Isi Hati untuk bisa berkomitmen (Istiqomah) pada-Nya dan pada makhluk yang diamanahkan-Nya kepada kita.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pendidikan Dasar Wanadri, Mau Bikin Anakku jadi Apa?

Skinhead

beng-beng